Latest Stories

Alternatif Baru Membaca Buku

by: Posted on: 3 November, 2016 No Comment

Pemberitaan yang sempat viral mengenai minat baca di Indonesia akhir-akhir ini cukup menarik perhatian banyak orang. Menempati dua peringkat terbawah dari 61 negara telah cukup menunjukan betapa masyarakat kita hampir tidak memiliki minat baca yang kuat.

Apa penyebabnya?

Najwa Shihab sebagai duta baca Indonesia, beberapa bulan yang lalu sempat menyatakan bahwa sedikit banyaknya, smartphone ikut berperan dan mengambil alih banyak kegiatan sehari-hari. Begitu juga dengan kegiatan membaca.

Najwa kemudian menunjukan bagaimana ia mengatasi ketergantungan atas smartphone, salah satunya adalah memasang wallpaper sebagai peringatan di layar smartphone miliknya, bahwa ia harus membaca setidaknya 1 buku dalam sehari.

cross-bulbs-in-a-book_1134-361

***
Pada 2 September yang lalu, Djalaluddin Pane Foundation (DPF)  menghadiri sebuah talkshow bertajuk Buku Digital vs Buku Cetak yang digagas oleh  Cipika Bookmate dan didukung oleh Tempo Institute. Cipika Bookmate merupakan satu aplikasi buku digital yang menyediakan  lebih dari 500.000 judul buku unggulan karya penulis Indonesia & buku-buku ternama dari berbagai Negara di dunia.

Dengan tidak pesimis terhadap kondisi minat baca saat ini, Cipika Bookmate kemudian mengambil peran untuk ikut mengatasi masalah dengan memberikan alternatif baru membaca buku, khususnya bagi generasi milenial yang memiliki intensitas lebih banyak di dunia digital.

Leila S Chudori, penulis sekaligus pembicara dalam talkshow tersebut mengatakan bahwa revolusi internet tidak bisa dipungkiri ikut berperan dalam mengubah kehidupan kita saat ini. Kita tengah memasuki era banjir informasi dimana saat ini dunia online mengambil lebih banyak banyak peran. Sehingga tidak heran, bila akhir-akhir ini muncul banyak istilah senjakala terhadap media cetak. Seperti gulung tikarnya surat kabar Sinar Harapan pada awal tahun 2016 yang lalu. Juga pemberhentian versi cetak dari Koran berbahasa Inggris Jakarta Globe dan sepenuhnya beralih ke versi daring (online).

Versi digital menawarkan solusi yang lebih praktis bila kita harus bepergian tanpa ingin berepot-repot membawa buku kemana-mana. Potensi inilah yang dilihat oleh Cipika Bookmate sehingga aplikasi ini resmi diluncurkan pada tanggal 18 Agustus 2015 di Jakarta. Dengan mengusung  semangat (optimisme) terhadap minat baca masyarakat, Bookmate juga diharapkan mampu membangun digital ekonomi Indonesia, serta mampu melayani diaspora di seluruh Dunia.

“Kehadiran Cipika Bookmate di tengah industri buku dan dunia penulisan di Indonesia, kami harapkan mampu memberikan warna, menumbuhkan semangat, dan mengakomodir passion pecinta buku. Sehingga Cipika Bookmate akan menjadi muara bertemunya Penulis, Pembaca, dan Penerbit untuk bersama-sama membuka jendela dunia!” (Cipika.co.id) *Ariyanti

Tags:

Share Comments

Leave a Comment: